SUBSCRIBE

Proyek AI-Crypto Cetak Rekor Pendanaan Baru 2025!

investasi protokol ai crypto melesat

Bayangin kamu lagi nongkrong di warung kopi, buka Twitter (eh X), terus lihat berita: “Proyek AI-crypto dapet pendanaan USD 516 juta dalam 8 bulan pertama 2025.” Angka segede itu bukan recehan — bahkan lebih besar dari valuasi beberapa startup lokal.

Tapi pertanyaannya: kenapa investor pada heboh nyuntik duit ke AI terdesentralisasi?

 

💸 Rekor Pendanaan: USD 516 Juta dalam 8 Bulan

Menurut data DefiLlama yang dirilis di DLNews, sepanjang Januari–Agustus 2025, proyek AI berbasis blockchain udah kumpulin lebih dari USD 516 juta (sekitar Rp7,9 triliun). Ini naik 6% dibanding sepanjang 2024. Artinya, dalam hitungan bulan, tren ini makin kenceng.

Nama-nama gede kayak Sequoia, Pantera Capital, sampai Binance Labs ikut masuk. Jadi jelas ini bukan tren ecek-ecek.

🤖 Kenapa AI Terdesentralisasi Jadi Magnet Investor?

Kalau AI konvensional itu kayak mall besar: semua data dikumpulin di satu tempat. Risikonya? Mall gampang jadi target peretas.

Nah, AI terdesentralisasi lebih mirip kayak pasar rakyat: tiap pedagang (alias node) pegang datanya sendiri, tapi bisa tetap jualan bareng. Konsep ini dikenal sebagai Federated Learning. Data warga tetap aman di “rumah” masing-masing, tapi model AI bisa belajar kolektif.

Investor suka karena:

  • Privasi lebih terjaga (data nggak gampang bocor),

  • Infrastruktur lebih efisien (nggak perlu data center raksasa),

  • Potensi pasar luas banget (prediksi McKinsey, kontribusinya bisa tembus USD 20 triliun ke PDB global 2030).

Baca perkembangan AI terbaru di sini

🔥 Proyek yang Lagi Naik Daun

Beberapa contoh proyek AI-crypto yang bikin heboh:

  • Bittensor (TAO): Jaringan machine learning P2P. Developer yang kontribusi model bisa dibayar token sesuai kualitas output.

  • Render (RNDR): Nyewain GPU secara desentralisasi, mirip kayak ngekosin kartu grafis kamu ke Hollywood studio.

  • Fetch.ai, Ocean Protocol, The Graph: Fokus ke AI agents, data marketplace, dan indexing.

  • Virtuals & Qubic: Eksperimen baru untuk bikin AI agent bisa mandiri, bahkan punya dompet sendiri.

Mereka bukan sekadar token buat spekulasi, tapi udah ada use case nyata.

⚔️ Tantangan Masih Banyak

Tentu aja, jalannya nggak mulus:

  • Integrasi ke sistem lama pemerintah atau perusahaan masih ribet,

  • Regulasi belum jelas,

  • Risiko serangan siber makin tinggi.

Tapi justru di situlah daya tariknya: siapa yang bisa pecahin masalah ini lebih dulu, dialah yang bakal jadi “Nvidia”-nya dunia AI-crypto.

🌏 Kenapa Penting Buat Kita di Indonesia?

Indonesia punya bonus demografi, jutaan developer muda, dan ekosistem crypto yang cukup aktif.
Bayangin kalau:

  • GPU gaming di warnet-warnet bekas bisa “disulap” jadi node jaringan AI,

  • Data riset lokal (tanpa bocor) bisa dipakai untuk bikin model AI kesehatan,

  • Startup lokal jadi bagian dari supply chain AI global.

Bukan hal mustahil. Justru dengan tren funding besar-besaran ini, peluang untuk ikut serta makin terbuka.

🎯 Bottom Line

Pendanaan USD 516 juta buat AI terdesentralisasi di 2025 bukan sekadar angka. Ini sinyal kuat bahwa investor global percaya masa depan AI bukan hanya soal model raksasa di Silicon Valley, tapi soal distribusi, privasi, dan kepercayaan.

Buat kita di Indonesia, ini wake-up call: jangan cuma jadi penonton. Dunia lagi nyusun ulang “peta AI global” — dan kalau berani, kita bisa ambil bagian.

Menurut kamu: apakah proyek AI-crypto ini bakal jadi blueprint ekonomi baru di Asia, atau sekadar tren hype sesaat?

Referensi berita: DL News, AInvest

Disclaimer: Artikel ini disusun untuk tujuan informasional dan edukasi semata. Semua informasi, data, dan pendapat yang disajikan berasal dari sumber yang dianggap dapat dipercaya pada saat penulisan. Artikel ini bukan merupakan ajakan atau saran untuk membeli, menjual, atau memegang aset kripto maupun instrumen investasi lainnya. Pasar aset kripto memiliki risiko tinggi, termasuk risiko kehilangan seluruh modal. Pembaca disarankan untuk melakukan riset mandiri (DYOR — Do Your Own Research) dan/atau berkonsultasi dengan penasihat keuangan independen sebelum mengambil keputusan investasi.