SUBSCRIBE

Robot Humanoid, Peluang atau Ancaman?

humanoid bitmomo

Dari Sci-Fi ke Realita Industri

Bayangkan kamu masuk ke sebuah pabrik di tahun 2035. Bukan lagi barisan pekerja dengan helm kuning, tapi ratusan robot humanoid yang sibuk: ada yang ngelas, ada yang mindahin material, ada juga yang ngecek stok sambil ngobrol sama supervisor manusia. Kedengarannya kayak adegan film I, Robot? Mungkin. Tapi jalannya ke sana sudah mulai kelihatan hari ini.

Investor juga nggak kalah heboh. Valuasi startup humanoid melonjak kayak Tesla di era EV awal — bahkan Figure AI baru-baru ini tembus valuasi hampir US$40 miliar padahal produknya masih tahap prototipe. Sementara di China, Unitree Robotics buru-buru nyiapin IPO dengan target valuasi sekitar US$7 miliar. Gap valuasi ini bikin satu pertanyaan besar: apakah kita lagi nyaksikan bubble atau awal dari revolusi tenaga kerja global?

robot humanoid meme

Menurut Goldman Sachs, pasar humanoid bisa mencapai US$38 miliar di 2035 dengan lebih dari 1,4 juta unit terjual. Morgan Stanley bahkan lebih berani, menyebut potensi total addressable market bisa tembus US$5 triliun pada 2050. Angka-angka ini bukan sekadar hype; mereka menandakan kalau “tenaga kerja sintetis” ini bisa jadi salah satu siklus investasi terbesar abad ini.

Bubble? Mungkin. Tapi Bubble yang Produktif

Kalau kamu pernah baca strategi George Soros, dia bilang: “When I see a bubble forming, I rush in to buy, adding fuel to the fire.” Dan itu persis yang terjadi sekarang. Lonjakan valuasi, funding rounds yang makin besar, ekspektasi investor yang jauh di depan realita teknis — semua tanda bubble klasik. Tapi bubble seperti ini sering kali jadi bubble produktif: membangun infrastruktur yang nanti jadi fondasi revolusi industri berikutnya.

Lihat aja sejarah internet 1999 atau mobil listrik 2010-an. Banyak startup tumbang, tapi infrastruktur (fiber, data center, baterai, charging station) tetap ada dan melahirkan generasi berikutnya. Begitu juga humanoid: hype hari ini mungkin bakal crash, tapi perusahaan yang bisa survive kemungkinan akan jadi raksasa baru di 2035–2045.

Baca: Peta dan Proyeksi Tren AI Terbaru

Market Sizing: Seberapa Besar Kuenya?

2035: Warming Up

Goldman Sachs proyeksikan lebih dari 1,4 juta unit humanoid terjual pada 2035, dengan TAM sekitar US$38 miliar. Itu berarti adopsi masih terbatas ke use case industri/logistik, bukan konsumen.

2050: The Big Bang

Morgan Stanley menempatkan angka TAM jangka panjang di US$5 triliun, dengan proyeksi ratusan juta bahkan miliaran unit humanoid in-field. Skalanya bakal nyamai atau bahkan ngalahin pasar otomotif global hari ini.

2040: Sweet Spot Investor

Kalau 2030-an awal masih “pemanasan”, maka mid–late 2030s adalah inflection point. Kita bisa pakai skenario Base: sekitar 0,6–0,9 juta shipments per tahun di 2040, dengan ASP global rata-rata US$45–55k per unit. Di harga ini, ROI buat customer di logistik, manufaktur, konstruksi, bahkan rumah sakit jadi masuk akal dibanding gaji pekerja manusia.

Anatomi Robot: Dari Roller Screw sampai Jetson Thor

Biaya pembuatan atau bill of materials (BOM) humanoid saat ini masih tinggi. Morgan Stanley mengestimasi Bill of Materials Optimus Gen2 sekitar US$50–60k. Tapi Bank of America memperkirakan biaya bisa turun ke US$13–17k di 2030–35 kalau produksi sudah di 1 juta unit/tahun.

BOM terbesar datang dari aktuator dan transmission (sekitar 33% biaya). Bahkan FastCompany menyebut roller screw jadi bottleneck kritis yang membatasi volume produksi. Setiap humanoid butuh >40 joint, jadi kapasitas supply di segmen ini akan jadi perebutan panas.

Di sisi otak, NVIDIA meluncurkan Project GR00T dan Jetson Thor sebagai platform komputasi humanoid. GR00T bertugas jadi foundation model embodied AI, sementara Thor jadi chip edge-inference yang cukup hemat energi buat jalanin model multimodal langsung di robot.

Di Mana Uang akan Mengalir?

OEM (Full-Stack Robot Makers)

Proyeksi pendapatan 2040: US$25–40 miliar.
Margin kotor: 30–40% buat pemimpin (Tesla, Figure AI, dsb), <25% buat follower.
OEM bakal ambil bagian terbesar di awal, apalagi yang punya loop data tertutup antara hardware & software.

Software & Robot OS

Proyeksi pendapatan 2040: US$6–12 miliar.
Margin kotor 70–85%. Model bisnis: lisensi, skill packs, updates. Saat standar terbuka lahir (seperti Android buat smartphone), value capture software bisa melesat.

Fleet Ops & RaaS (Robotics-as-a-Service)

Proyeksi pendapatan 2040: US$4–8 miliar.
Fungsi: fleet management, uptime, tele-assist, predictive maintenance, billing. “Lem” yang bikin humanoid bisa dioperasikan skala besar di warehouse atau rumah sakit.

Studi kasus: Figure vs Unitree

Gap valuasi mencolok: Figure AI valued US$39B vs Unitree Robotics target IPO US$7B.

Startup-startup di Amerika dihargai premium karena akses modal, hype AI, dan narasi “vertical integration”. Sementara China menekankan skala, biaya rendah, dan pipeline IPO didorong langsung pemerintah lewat MIIT Humanoid Policy 2023.

Geo-Politik: Perang Dingin Humanoid

Balap humanoid ini bukan sekadar teknologi, tapi juga strategi nasional. Siapa yang bisa kurangi ketergantungan impor sambil maintain skala produksi akan unggul di jangka panjang.

Bubble Ini Nggak Bisa Kamu Abaikan

Ya, ini bubble. Tapi bubble yang produktif. Sama kayak dotcom atau EV, hype bakal diikuti crash, tapi survivors akan jadi monster market cap di 2035–2045.

Kalau tren Goldman (2035) dan Morgan Stanley (2050) benar, humanoid bisa jadi salah satu siklus investasi terbesar abad ini. Exposure di rantai nilai humanoid bukan lagi pilihan, tapi keharusan.

Informasi edukasi, bukan saran investasi. Risiko aset kripto tinggi. DYOR.