🛰️ The State of AI on NEAR 2025: Blockchain Jadi Rumah Buat AI yang User-Owned?
AI lagi ngalamin fase pertumbuhan paling cepat dalam sejarah teknologi. Tapi di tengah euforia, ada pertanyaan besar: AI ini kerja buat siapa?
- Buat Big Tech yang kuasai data & GPU?
- Buat investor yang cari alpha?
- Atau buat kita, user yang tiap hari jadi bahan bakar model?
NEAR jawab tegas: AI harus user-owned.
Dan update 2025 ini adalah blueprint bagaimana blockchain mereka coba jadi lapisan koordinasi global untuk AI otonom, privat, dan bisa dimonetisasi siapa saja.
🧱 Pondasi: DCML (Decentralized Confidential Machine Learning)
Illia Polosukhin (co-founder NEAR) bareng timnya ngenalin konsep DCML.
Bayangin ini sebagai Operating System kayak Android atau iOS tapi buat AI yang:
- Terdesentralisasi → siapa pun bisa kontribusi compute, data, atau model.
- Confidential → data tetap privat, training bisa diverifikasi.
- User-Owned → agen AI, model, bahkan dataset bisa dimiliki & dimonetisasi user, bukan perusahaan raksasa.
Kalau AI di dunia Web2 = milik OpenAI/Anthropic/Google, maka AI di NEAR versi DCML = milik komunitas & individu.
Baca: Theoriq.ai dan peluang besar knowledge graph
🔧 Layer-Layer yang Lagi Dibangun Near
1. Agent Hub (beta)
Tempat semua agen AI nongkrong, dipantau, diuji, dan dihubungkan.
- Ada analytics buat agent.
- Ada “LLM gateway” multi-provider → uptime 99,9%.
- Bisa deploy private chatbot.
Review: langkah cerdas, tapi masih beta. Tantangan utamanya: gimana jaga kualitas & keamanan agent biar nggak jadi pasar “spam bot.”
2. Model Training & Fine-Tuning
Smart contract NEAR jadi layer koordinasi untuk:
- fine-tuning, benchmark, data sourcing.
- bikin niche SLM/LLM spesifik industri (finansial, geospasial, medis).
Review: positioning bagus → tapi butuh critical mass partisipan dan insentif jelas. Tanpa demand nyata, bisa stuck jadi eksperimen.
3. Evaluation & Benchmarking (Forest AI)
Cegah “agent curang” yang kelihatan jago di demo, tapi bobrok di real-world.
Review: penting banget. Kalau ekosistem penuh “agen palsu,” trust runtuh.
4. Data Stack
- xTrace (private data vault): personal vector store buat user → agen bisa punya “memori pribadi” dengan kontrol granular.
- Data Labelling (PublicAI, Human Protocol, NEAR Crowd): crowdsourcing data + monetisasi via blockchain.
- Synthetic Data (Fraction AI): bikin dataset artifisial buat edge cases & kapasitas baru.
Review: kombinasi ini = amunisi penting. Data = bensin AI. Tantangannya: jaga kualitas, bukan sekadar volume.
5. Agentic Protocols & AITP (Agent Interaction & Transaction Protocol)
Bayangin protokol komunikasi + transaksi antar agen.
- Bisa tukar data, aset, bahkan lompati chain lain (multi-chain).
- Target jadi standar Web3 native untuk pembayaran, identitas, dan liveness agen.
Review: ambisi gede → kalau berhasil, NEAR bisa jadi layer “SWIFT untuk AI Agents.”
6. Shade Agents (TEE-enabled via Phala Cloud)
- Agen berbasis TEE (Trusted Execution Environment).
- On-chain verified, tanpa single point of failure.
- Bisa akses data off-chain dengan aman.
Review: ini jawaban untuk isu trust & keamanan agen. Tapi TEE = hardware dependent → potensi bottleneck.
7. Ekosistem Agen & Asisten
- PingPay: payment agent layer (subs, widget, multi-chain).
- Vijil: auditor agent → cegah agen jahat.
- Bitte Protocol: no-code agent builder + marketplace.
- Eliza Labs (Ai16z): framework agent open-source.
- AI Assistants: Mia (Sweat Wallet), Doppelgangers, Unity Wallet Assistant.
Review: ini layer aplikasi → yang bikin NEAR menarik buat user retail. Masih dini, tapi potensinya gede kalau ada killer app.
8. Integrasi Governance
- Fase 1: AI Assistant.
- Fase 2: AI Delegate.
- Fase 3: AI CEO (!).
Review: ini rada gila, tapi menarik. Eksperimen AI in governance bisa bikin NEAR pionir DAO 2.0.
📊 Review
✅ Kekuatan NEAR AI Stack
- Holistik: NEAR bukan cuma satu produk, tapi cover semua lapisan, seluruh stack: compute, data, model, agent, payment, governance.
- User-Owned Narrative: jelas beda dengan Big Tech yang cenderung terpusat.
- Kolaborasi Luas: banyak tim ngebangun bagian puzzle → potensi efek jaringan. Smart contract jadi layer trust buat koordinasi dan integrasi antar berbagai pihak.
⚠️ Risiko & Tantangan
- Eksekusi: terlalu banyak bagian = rawan fragmentasi.
- Demand: agen keren percuma tanpa user & use case nyata.
- Kompetisi: Base (Coinbase), Solana, Bittensor, dan Hyperbolic yang lagi bangun AWS terdesentralisasi untuk AI, hingga infrastruktur DePIN lain bisa rebut spotlight.
- Regulasi: bayangin agen AI yang bisa punya wallet sendiri, tanda tangan kontrak, bahkan duduk di kursi “AI CEO” untuk voting governance on-chain. Begitu agen mulai mengelola uang nyata dan ambil keputusan strategis, regulator global pasti turun tangan. Pertanyaannya bukan lagi “apakah” tapi “bagaimana negara mengatur entitas digital otonom yang bisa bertindak layaknya manusia—tapi tanpa kewarganegaraan, tanpa akuntabilitas hukum tradisional?”
🔮 Outlook
Kalau berhasil eksekusi, NEAR bisa jadi:
- “App Store untuk AI Agents”
- Layer koordinasi global buat data + compute + payment AI
- Dan yang paling penting: AI yang benar-benar user-owned, bukan company-owned.
🥡 Takeaway
- NEAR paham momen: AI butuh trust layer, dan blockchain pas jadi koordinasi mekanisme.
- DCML = kerangka fondasi untuk AI privat, verifiable, user-owned.
- Ambisi besar: dari data vault pribadi sampai AI CEO di governance.
- Tapi: harus hati-hati dengan hype vs adopsi nyata.
👉 Singkatnya: kalau AI di Web2 adalah “AI untuk mereka,” NEAR lagi coba bikin versi “AI untuk kita.”
Pertanyaannya tinggal: bisa nggak mereka jalanin orkestrasi sebesar ini tanpa pecah di tengah jalan?
Dapatkan ringkasan AI & Crypto langsung di inbox.
Disclaimer: Artikel ini disusun untuk tujuan informasional dan edukasi semata. Semua informasi, data, dan pendapat yang disajikan berasal dari sumber yang dianggap dapat dipercaya pada saat penulisan. Artikel ini bukan merupakan ajakan atau saran untuk membeli, menjual, atau memegang aset kripto maupun instrumen investasi lainnya. Pasar aset kripto memiliki risiko tinggi, termasuk risiko kehilangan seluruh modal. Pembaca disarankan untuk melakukan riset mandiri (DYOR — Do Your Own Research) dan/atau berkonsultasi dengan penasihat keuangan independen sebelum mengambil keputusan investasi.