Mengenal RAG (Retrieval-Augmented Generation)
🎬 AI Pinter Ngomong, Tapi Suka Ngaco
Kita semua pernah ngalamin: nanya sesuatu ke AI, jawabannya wow banget — runtut, meyakinkan, pake bahasa keren… tapi pas dicek? Halu total.
Fenomena ini disebut AI hallucination.
Dan ini masalah serius. Bayangin kalau dokter, pengacara, atau analis finansial ngandelin AI, lalu AI-nya ngawur. Bisa gawat. Apalagi kalau yang nanya langsung percaya aja sama AI dan gak verifikasi ulang. Kayak kejadian yang viral baru-baru ini nih, ada influencer ketinggalan pesawat gara-gara dapet informasi yang salah tentang Visa.
👉 Nah, di sinilah lahir konsep RAG – Retrieval-Augmented Generation.
Pertama kali diperkenalkan oleh peneliti Facebook AI (sekarang Meta AI) di paper Lewis et al., 2020, RAG jadi resep utama untuk bikin AI lebih jujur karena jawabannya pakai data eksternal, bukan sekadar hafalan model.
Kalau AI = anak pinter yang suka ngarang, maka RAG = “dosen yang nyodorin buku referensi terpercaya sebelum dia ngoceh.”
📖 Apa Itu RAG?
Definisi gampangnya:
RAG = gabungan otak generatif (LLM) + mesin pencari internal (retriever + database).
- LLM: jago bikin kalimat, ngerti konteks.
- Retriever: jago nyari dokumen relevan dari database/knowledge base.
- Generator: gabungkan hasil retrieval → jadi jawaban yang lebih faktual.
Formulanya kayak gini:
Jawaban RAG = LLM(pertanyaan + dokumen relevan)
Contoh:
- Tanya: “Apa isi UU Kesehatan terbaru 2025?”
- LLM tanpa RAG → jawab pakai data training lama (2023). Bisa salah.
- LLM dengan RAG → narik dokumen UU terbaru, lalu generate jawaban → lebih akurat.
⏳ Sejarah Singkat RAG
-
2019-2020: Facebook AI (sekarang Meta AI) memperkenalkan Retrieval-Augmented Generation sebagai metode untuk mengurangi halusinasi LLM. Paper asli RAG bisa dibaca di Facebook AI Research. Fokusnya: tugas knowledge-intensive.
-
2022-2023: ChatGPT booming, tapi halusinasi jadi masalah besar → RAG naik daun sebagai solusi, industri AI rame-rame adopsi dan mulai kembangkan RAG lebih lanjut biar AI mereka gak halu.
-
2024: Tools RAG merajalela. Framework kayak LangChain, LlamaIndex, sampai vector DB seperti Pineconedan dan Weaviate jadi standar.
-
2025: RAG masuk fase evolusi, jadi makin canggih, bukan cuma teks, tapi RAG multimodal & RAG berbasis knowledge graph → GraphRAG dari Microsoft Research dan Agentic RAG. Andrew Ng lewat kursus Agentic Knowledge Graph Construction (2025) bareng Neo4j memperlihatkan kalau agen bisa otomatis bikin knowledge graph sebagai basis retrieval.
Baca tentang RAG 2.0 di Sini!
⚙️ Cara Kerja Teknis RAG
1. Query Encoding
Pertanyaan user → diubah jadi embedding vector (representasi numerik).
2. Retrieval
Vector ini dicocokkan ke vector database (misalnya Pinecone, FAISS, Weaviate) → ambil dokumen paling relevan.
3. Generation
LLM menerima pertanyaan + dokumen hasil retrieval → susun jawaban.
4. Post-Processing
Filtering, re-ranking, fact-checking tambahan.
🔧 Komponen Utama:
- Vector DB: penyimpanan embeddings.
- Retriever: algoritma pencarian (ANN, HNSW, ScaNN).
- Reranker: model kecil untuk memperbaiki urutan hasil retrieval.
- LLM: otak generatif.
Detail teknisnya bisa kamu baca di dokumentasi NVIDIA RAG 101 atau Weaviate RAG guide.
📊 Data & Temuan Menarik
- Studi Aidan Gilson et al. (2024): RAG meningkatkan akurasi LLM hingga 10% di domain medis.
- Proyeksi Markets and Markets (2024): Pasar global vector database diprediksi bakal meledak dari USD 1,5 miliar di 2023 jadi USD 4,3 miliar pada 2028.
- Prediksi Gartner: 70% aplikasi AI enterprise akan mengintegrasikan RAG sebelum 2026.
🔎 Varian & Evolusi RAG
1. Standard RAG
-
Ini versi paling basic. AI nge-fetch dokumen mentah dari database, lalu digabungin ke prompt LLM buat generate jawaban.
-
Contoh: kamu tanya “Apa isi pasal 27 ayat 3 UU ITE?” → sistem cari dokumen UU ITE, potongan pasal ketemu, langsung dilempar ke LLM.
-
Kelebihan: simpel, gampang dipakai.
-
Kekurangan: kalau retrieval-nya gak akurat, jawabannya juga bisa melenceng.
2. Multi-Stage RAG
Dua tahap: retrieval awal → re-ranking → retrieval lanjutan. Lebih akurat, cocok untuk dataset besar.
-
Mirip Standard RAG tapi ditambah proses re-ranking. Jadi dokumen hasil retrieval gak langsung dipakai, tapi difilter/dinilai lagi pakai model kecil (reranker).
-
Analogi: kayak cari info di Google → hasilnya ada 100, tapi kamu gak mungkin baca semua. Multi-Stage RAG itu kayak “Google Smart Mode” yang otomatis nurunin spam dan ngasih top-3 hasil terbaik.
-
Kelebihan: akurasi jawaban lebih tinggi, apalagi buat query kompleks.
3. Multimodal RAG
Gak cuma teks → bisa retrieval gambar, video, audio. Multimodal RAG bisa cari cuplikan video berdasarkan deskripsi teks.
-
Contoh: kamu tanya “mana diagram rangka mesin versi terbaru?” → AI bisa ambil gambar dari database, bukan cuma teks.
-
NVIDIA udah ngerilis pipeline Multimodal RAG buat enterprise.
-
Kelebihan: bikin AI bisa lebih kaya konteks, cocok buat manufaktur, medis (lihat CT scan + laporan teks), atau e-learning.
4. Knowledge Graph RAG (RAG 2.0)
Daripada teks mentah, data disusun dalam graf entitas & relasi.
-
Data mentah sering berantakan, penuh duplikat. Solusinya: rapikan jadi knowledge graph → kumpulan entitas (node) dan relasi (edge).
-
Contoh: Produk A → diproduksi oleh → Supplier X; Produk A → punya keluhan → Review Y.
-
Microsoft Research ngenalin GraphRAG buat data naratif kompleks. Hasilnya lebih tajam, karena AI gak cuma baca teks, tapi ngerti hubungan antar data.
-
Kelebihan: lebih akurat, bisa tracing masalah lebih dalam.
5. Agentic RAG
-
Tantangan bikin knowledge graph: biasanya manual & ribet.
-
Solusi: tim agen AI didelegasikan untuk ngerjain secara otomatis → ekstraksi entitas, sambungin relasi, cek duplikat, commit ke graph DB.
-
DeepLearning.AI bareng Neo4j bahkan bikin kursus khusus “Agentic Knowledge Graph Construction”.
-
Kelebihan: bikin knowledge graph jalan terus secara otomatis. Bayangin agen-agen kecil kayak semut pekerja rajin yang bikin sarang data biar AI gampang pakai.
🧬 Contoh Use Case Nyata
- E-commerce
- RAG bantu chatbot ngerti ulasan produk → kasih rekomendasi yang faktual.
- Bisa lacak komplain pelanggan → supplier tertentu.
- Kesehatan
- AI dokter → retrieval jurnal medis terbaru.
- Jawaban jadi evidence-based, bukan sekadar hafalan lama.
- Hukum
- Cari pasal hukum terbaru.
- Lawyer assistant AI → gak ketinggalan update regulasi.
- Finansial
- Asisten investasi → update laporan keuangan terbaru.
- Bisa tarik data langsung dari filing SEC.
🔒 Kelemahan & Tantangan RAG
- Quality of Retrieval
Kalau dokumen yang ketarik salah, jawaban juga salah. Garbage in, garbage out. - Latency
RAG butuh retrieval ekstra → bikin respon sedikit lebih lambat. - Data Freshness
Vector DB harus terus di-update → maintenance cost tinggi. - Security & Privacy
Kalau retrieval ke dokumen sensitif (misalnya medis), harus ada proteksi ekstra.
📈 Tren & Masa Depan RAG
- Integrasi dengan Knowledge Graphs → lebih terstruktur, anti duplikat.
- Agentic RAG → tim agen otomatis bangun & update knowledge base.
- Self-RAG → model bisa ngecek fakta ke database internal sendiri.
- RAG Multimodal → retrieval dari teks + gambar + audio sekaligus.
🔮 Insight
Kalau AI tanpa RAG = penceramah lucu tapi suka ngibul.
AI dengan RAG = perpustakaan berjalan yang bisa bikin jokes faktual.
Dan sekarang dengan Agentic RAG + Knowledge Graph → AI gak cuma jawab, tapi juga bisa nyambungin titik-titik fakta yang manusia sering kelewat, bikin analisisnya faktualnya jadi makin tajam dan bisa dipercaya.
Mungkin sebentar lagi kita gak lagi bilang:
- “AI itu pinter nge-bluff.”
Tapi lebih ke: - “AI itu rajin banget ngecek referensi, lebih disiplin daripada kita sendiri.” 🤣
📚 Kesimpulan
RAG adalah salah satu tren AI paling signifikan sekarang.
→ Pelajari tren AI modern lainnya di sini!
Dari sekadar tambahan “mesin pencari internal”, ia berkembang jadi fondasi penting untuk AI yang faktual, up-to-date, dan bisa dipercaya.
Dengan Knowledge Graph & Agentic RAG, kita menuju masa depan di mana AI bukan cuma jago ngomong, tapi juga jago nyambungin informasi jadi wawasan baru berbasis analisis data yang runut.
Dapatkan ringkasan AI & Crypto langsung di inbox.
Disclaimer: Artikel ini disusun untuk tujuan informasional dan edukasi semata. Semua informasi, data, dan pendapat yang disajikan berasal dari sumber yang dianggap dapat dipercaya pada saat penulisan. Artikel ini bukan merupakan ajakan atau saran untuk membeli, menjual, atau memegang aset kripto maupun instrumen investasi lainnya. Pasar aset kripto memiliki risiko tinggi, termasuk risiko kehilangan seluruh modal. Pembaca disarankan untuk melakukan riset mandiri (DYOR — Do Your Own Research) dan/atau berkonsultasi dengan penasihat keuangan independen sebelum mengambil keputusan investasi.