SUBSCRIBE

NVIDIA Buka “Dapur Virtual” untuk Robot dan AI

Bayangkan kalau mau melatih robot dan AI bikin teh manis. Kalau di dunia nyata, Anda harus beli gula, seduh air panas, siapin gelas—dan kalau gagal, ya berantakan. Tapi di dunia NVIDIA yang baru ini, semua bisa dilakukan di “dapur virtual” yang 100% mirip aslinya, tanpa perlu takut nyetrum atau kena uap panas. Nah, itulah kira-kira gambaran dari Physical AI—konsep yang baru saja diluncurkan NVIDIA di ajang SIGGRAPH 2025 pada 11 Agustus di Vancouver, Kanada.

Apa yang Mereka Umumkan?

NVIDIA merilis paket teknologi yang kalau dipecah isinya kira-kira seperti “paket hemat AI”:

  1. Omniverse – platform simulasi dunia digital (digital twins) yang kini lebih canggih dengan pustaka NuRec dan Cosmos WFMs.
  2. Cosmos Models – otak AI baru yang bisa:
    • Predict: menebak adegan berikutnya dari video/gambar.
    • Reason: memadukan bahasa dan penglihatan untuk berpikir.
    • Transfer-2: bikin data sintetik super realistis buat latihan AI.
  3. Infrastruktur AI baru – server RTX PRO berbasis GPU Blackwell, yang katanya bisa bekerja 45× lebih cepatdan 18× lebih hemat energi dibanding server biasa.

Siapa yang Sudah Pakai?

Ini bukan proyek iseng. Beberapa nama besar sudah ikutan:

  • Amazon Devices – buat desain dan simulasi produk pintar.
  • Boston Dynamics – iya, yang robotnya bisa salto itu.
  • Figure AI – startup pembuat robot humanoid.
  • Ditambah dukungan raksasa hardware seperti Dell, Lenovo, dan Cisco untuk servernya.

Kenapa Ini Penting?

Dunia nyata itu mahal dan berisiko untuk latihan AI fisik. Dengan Physical AI:

  • Robot bisa belajar tanpa bikin berantakan gudang.
  • Mobil otonom bisa latihan tanpa nabrak trotoar beneran.
  • Pabrik bisa simulasi alur produksi tanpa stop operasional.

Intinya, Physical AI mengubah “trial and error” menjadi “trial and error versi aman”.

Kaitan ke Dunia Kripto & DePIN

Nah, ini yang bikin proyek seperti RNDR, Akash (AKT), AIOZ, dan Aethir harus pasang telinga:

  • Permintaan GPU bakal naik buat rendering dan inference AI.
  • Toolchain baru memudahkan integrasi dengan infrastruktur terdesentralisasi (DePIN).
  • Bisa jadi pintu masuk kolaborasi antara blockchain, AI, dan robotik—misalnya, nyewa GPU dari jaringan desentralisasi untuk melatih model Physical AI.

Analogi Gampangnya

Kalau dulu kita cuma punya “foto” buat melatih AI, sekarang kita punya “film interaktif” yang bisa disentuh, diubah, dan diputar ulang. Bedanya, semua itu ada di dunia virtual, tapi efeknya bisa langsung dipakai di dunia nyata.

 

Disclaimer: Artikel ini disusun untuk tujuan informasional dan edukasi semata. Semua informasi, data, dan pendapat yang disajikan berasal dari sumber yang dianggap dapat dipercaya pada saat penulisan. Artikel ini bukan merupakan ajakan atau saran untuk membeli, menjual, atau memegang aset kripto maupun instrumen investasi lainnya. Pasar aset kripto memiliki risiko tinggi, termasuk risiko kehilangan seluruh modal. Pembaca disarankan untuk melakukan riset mandiri (DYOR — Do Your Own Research) dan/atau berkonsultasi dengan penasihat keuangan independen sebelum mengambil keputusan investasi.